antangan Hidup dengan Gaji UMR

Kumparan.com,Tinggal di kota besar dengan penghasilan setara Upah Minimum Regional (UMR) bukanlah perkara mudah. Biaya sewa, transportasi, makan, hingga kebutuhan harian kerap menghabiskan sebagian besar penghasilan bulanan. Media seperti Kumparan.com sering menyoroti realita ini, karena banyak pekerja muda yang merasa hidupnya hanya “bertahan”, bukan berkembang. Meski begitu, bukan berarti tidak mungkin hidup layak dengan gaji terbatas—yang dibutuhkan adalah strategi yang cerdas dan disiplin.

Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Gaya Hidup

Langkah pertama adalah memisahkan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan seperti makan, tempat tinggal, dan transportasi harus menjadi prioritas utama. Sementara itu, pengeluaran untuk nongkrong, belanja impulsif, atau langganan digital bisa dipangkas atau dijadwalkan dengan bijak. Kumparan.com menekankan pentingnya kesadaran finansial, karena di kota besar, tekanan gaya hidup bisa sangat kuat—dan jika tidak dikelola, gaji habis tanpa bekas.

Gunakan Sistem Anggaran 50:30:20

Salah satu metode sederhana yang bisa diterapkan adalah anggaran 50:30:20. Artinya, 50% gaji untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Meski dengan gaji UMR, menyisihkan uang untuk masa depan tetap penting—walau jumlahnya kecil. Kamu bisa mulai dari menabung Rp10.000–Rp20.000 per hari. Disiplin kecil ini bisa memberi dampak besar dalam jangka panjang, termasuk saat menghadapi keadaan darurat.

Manfaatkan Promo dan Gaya Hidup Hemat

Hidup hemat bukan berarti menyiksa diri. Banyak cara kreatif untuk tetap hidup nyaman meski dengan gaji pas-pasan: masak sendiri, berburu promo transportasi dan makanan, hingga berbagi tempat tinggal. Selain itu, edukasi finansial kini mudah diakses lewat media seperti Kumparan.com atau platform digital lainnya. Dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa menyiasati hidup di kota besar tanpa terjebak utang dan tetap bisa menabung untuk masa depan.